Promosi kadang datang tak terduga. Siapa sangka, teman di sebelah tiba-tiba berubah jadi atasan kita. Awkward situation pun tak terhindarkan. Dalam banyak kasus, perubahan posisi ini juga mengubah situasi pertemanan, bahkan tak jarang berakhir dengan “permusuhan”. Peristiwa seperti ini sesungguhnya tidak perlu terjadi bila masing-masing pihak menyadari posisi masing-masing dan bertindak secara profesional. Enam hal berikut bisa membantu unutuk menjalani hubungan baru ini dengan mulus.
1. Beri Dukungan
Bisa saja kita iri dengan keberhasilannya. Atau heran mengapa dia yang dapat promosi, mengapa bukan kita saja? Cemburu adalah hal menusiawi. Tapi jangan biarkan hal ini menguasai kita.
Sebagai teman, kita mestinya ikut senang dan memberikan dukungan. Sisi positifnya, sebagai orang dekat. Kita bisa belajar banyak dari keberhasilannya, sehingga siap bila sewaktu-waktu kesempatan promosi datang pada kita.
2. Bicara Dari Hati Ke Hati
Suka atau tidak, hubungakn kita dengannya pasti berubah. Sebelum dia menjadi atasan, kita selalu bersamanya. Dari mulai makan siang, pulang bareng, bahkan liburan bersama.
Bicarakan soal kemungkinan terjadinya perubahan kebiasaan. Bisa saja kegiatan itu bisa tetap dilakukan, hanya porsinya saja yang mungkin dikurangi, atau kini melibatkan teman-teman lainnya. Terutama untuk kegiatan yang berlangsung di jam kerja.
Sebagai atasan, dia harus tentu berbaur dengan anak buahnya, teman selevel, bahkan atasannya. Waktunya tak bisa lagi hanya bersama kita. Dengan membicarakan hal ini lebih awal, kita dan teman bisa menghindari kesalahpahaman di kemudian hari.
3. Bersikap Profesional
Dengan posisi barunya sebagai atasan, ia kini memiliki tanggung jawab dan wewenang terhadap kita. Seperti mendelegasikan tugas, membuat evaluasi terhadap performa dan kinerja, termasuk memiintarkan anak buahnya.
Ia mungkin juga memiliki atasan dan terget pekerjaan yang jauh berbeda dengan kita. Bila ia mendengar, mengoreksi atau mengkritik pekerjaan kita jangan dianggap sebagai serangan terhadap pribadi. Apalagi mengait-ngaitkannya dengan kedekatan personal yang terjalin selama ini.
Bagaimana pun, ia kini atasan kita dan ia harus bersikap adil dalam menjalankan tanggung jawabnya. Bersikaplah profesional. “Don’t take things personally”
4. Jangan Mentang-mentang
Kedekatan dengan atasan tak jarang menyulitkan. Sebagai temannya bisa jadi atasan memanfaatkan kita sebagai sumber informasi, atau meminta bantuan kita lebih banyak dari yang seharusnya.
Sebagai bawahan, kita suka memanfaatkan kedekatan untuk memberikan kemudahan atau “hak istimewa”. Misal, menawar deadline pekerjaan, izin datang terlambat, izi enggak masuk kantor, dan sebagainya. Kita tidak mau kan mendapatkan julukan anak emas, bayangan atasa, atau mentang-mentang teman si bos?
5. Pahami Keterbatsannya
Sebelumnya, tak ada rahasia di antara kita. Kita dan dia mungkin berbagi semua informasi tentang pekerjaan. Namun, sebagai atasan kita mesti menyadari bahwa ada hal-hal yang tidak bisa ia bagikan atau diskusikan kepada kita, misalnya mengenai evaluasi performa kerja teman lainnya, kebijakan perusahaan, atau hal lain yang kini menjadi tanggung jawabnya.
6. Hindari Bergosip
Sebagai teman dekatnya, kita mungkin mengetahui rahasia atasan. Jangan bergosip tentangnya hanya agar kita kelihatan hebat di antara rekan-rekan kerja lainnya.
Sebagai teman, ia tentu akan sakit hati bila kita berbicara buruk tentangnya. Dan ingat sebagai atasan, ia punya ‘kuasa’ untuk membalas perlakuan kita. Bisa bahaya kan?
Demikian 6 SIASAT JIKA TEMAN JADI ATASAN dari Vansuki, semoga buat teman-teman yang menjadi karyawan bersama temannya ataupun calon karyawan dapat memperhatikan 6 hal tersebut agar tidak terjadi hal-hal yang tidak sesuai bahkan sampai menjadi permusuhan.
1 comments:
commentsintinya tetap profesional
Reply